SUDAH LAMA AKU JADI TUHAN
Dibaca Oleh : Syafinuddin Al-Mandari
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku tak pernah jadi hamba-Nya.
Aku tahu, aku lemah tapi aku suka jadi tuhan,
Dan memang aku enggan menghamba.
Dulu di sekolah aku dengar cerita tentang Tuhan,
Di rumah aku hanya seolah menghamba.
Di surau aku dididik mengenal Tuhan,
Di kampung aku tak pernah tahu siapa sang hamba.
Dibaca Oleh : Syafinuddin Al-Mandari
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku tak pernah jadi hamba-Nya.
Aku tahu, aku lemah tapi aku suka jadi tuhan,
Dan memang aku enggan menghamba.
Dulu di sekolah aku dengar cerita tentang Tuhan,
Di rumah aku hanya seolah menghamba.
Di surau aku dididik mengenal Tuhan,
Di kampung aku tak pernah tahu siapa sang hamba.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku tak mau jadi hamba-Nya.
Kitab-kitab menyeru ketaatan,
Diri ini mendekap kepongahan.
Guru-guru mengajarkan kesalehan,
Keakuan mendiktekan pelanggaran.
Orang tua mengharapkan pengabdian,
Kesombongan menguasai perasaan.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku menolak firman-Nya.
Di hadapan penguasa kupampang wajah pucat-pasi,
Di depan kaum lemah aku bertolak pinggang tak belas kasih.
Di depan sang tajir aku memelas,
Di depan si papa mukaku keras.
Bersama atasan aku menjilat dan membungkuk,
Di depan bawahan aku menginjak dan menekuk.
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku tak mau jadi hamba-Nya.
Kitab-kitab menyeru ketaatan,
Diri ini mendekap kepongahan.
Guru-guru mengajarkan kesalehan,
Keakuan mendiktekan pelanggaran.
Orang tua mengharapkan pengabdian,
Kesombongan menguasai perasaan.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku menolak firman-Nya.
Di hadapan penguasa kupampang wajah pucat-pasi,
Di depan kaum lemah aku bertolak pinggang tak belas kasih.
Di depan sang tajir aku memelas,
Di depan si papa mukaku keras.
Bersama atasan aku menjilat dan membungkuk,
Di depan bawahan aku menginjak dan menekuk.
Sudah,
Sudah lama aku menjadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku menentang perintah-Nya.
Aku banggakan kebangsawanan,
Dan aku umumkan kemuliaanku.
Aku cela orang yang meremehkanku,
Dan aku giring orang untuk menghormatiku.
Aku banggakan harta bendaku,
Dan aku jaharkan kekayaanku.
Aku benci orang yang merendahkanku,
Dan aku bayar orang untuk memujaku.
Aku banggakan rupaku,
Dan kupertontonkan wajahku.
Aku berang kepada orang yang menghinaku,
Dan aku ingin orang lain menyanjungku.
Aku banggakan kekuasaanku, Dan aku pamerkan pangkatku.
Aku murka pada orang yang meremehkanku,
Dan aku ingin manusia lain menyembahku.
Aku banggakan ilmu pengetahuanku,
Dan kutampakkan kepintaranku.
Aku murka pada orang yang mengabaikanku,
Dan aku ingin orang lain menjunjungku.
Aku banggakan ibadahku,
Dan aku tunjukkan khusyu'nya munajatku.
Aku jengkel pada orang yang mengabaikanku,
Dan aku mau setiap orang tahu kesalehanku.
Sudah lama aku menjadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku menentang perintah-Nya.
Aku banggakan kebangsawanan,
Dan aku umumkan kemuliaanku.
Aku cela orang yang meremehkanku,
Dan aku giring orang untuk menghormatiku.
Aku banggakan harta bendaku,
Dan aku jaharkan kekayaanku.
Aku benci orang yang merendahkanku,
Dan aku bayar orang untuk memujaku.
Aku banggakan rupaku,
Dan kupertontonkan wajahku.
Aku berang kepada orang yang menghinaku,
Dan aku ingin orang lain menyanjungku.
Aku banggakan kekuasaanku, Dan aku pamerkan pangkatku.
Aku murka pada orang yang meremehkanku,
Dan aku ingin manusia lain menyembahku.
Aku banggakan ilmu pengetahuanku,
Dan kutampakkan kepintaranku.
Aku murka pada orang yang mengabaikanku,
Dan aku ingin orang lain menjunjungku.
Aku banggakan ibadahku,
Dan aku tunjukkan khusyu'nya munajatku.
Aku jengkel pada orang yang mengabaikanku,
Dan aku mau setiap orang tahu kesalehanku.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku berbuat semauku.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Bertuhankan hawa nafsu.
Padahal aku tahu, hawa nafsu itu adalah diri sendiri.
Aku suka bertuhankan diriku.
Sudah lama aku jadi tuhan.
Sudah lama,
Dan dari dulu aku berbuat semauku.
Sudah,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Bertuhankan hawa nafsu.
Padahal aku tahu, hawa nafsu itu adalah diri sendiri.
Aku suka bertuhankan diriku.
Sudah lama aku mengalahkan tuhan-tuhan lain di depan kelas, di altar niaga, lembaran uang dan kepingan dinar, di singgasana raja, di hadapan palu sidang, di laboratorium riset, di gedung wakil rakyat, bahkan di mimbar-mimbar rumah ibadah dan di tempat-tempat sujud serta munajat.
Sudah lama Tuhan tahu,
Sudah lama aku jadi tuhan.
Jakarta, Mei 2002
Sudah lama aku jadi tuhan.
Jakarta, Mei 2002
Inilah puisi yang membuka acara Malam Apresiasi Sastra Budaya dalam Menyongsong Peringatan Zelfbestuur 1916 di Rumah Baca HOS Tjokroaminoto Tarumajaya Bekasi pada malam minggu tanggal 28 Mei 2016 lalu. Puisi ini dibacakan sendiri oleh penulisnya, Bapak Syafinuddin Al-Mandari.
Saya tuliskan lengkap sebagaimana adanya, mencoba memaknai setiap larik kalimat yang menyisakan perih, menancapkan banyak rasa pada ego yang mungkin selama ini begitu jumawa mengaku sebagai tuhan pula. Entah lah...